Jenis Jenis Tanah Bermasalah
Tanah adalah bagian kulit bumi yang terdiri dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat penting peranannya bagi semua kehidupan di bumi, karena tanah mampu mendukung kehidupan tumbuhan di mana tumbuhan menyediakan makanan dan oksigen kemudian menyerap karbon dioksida dan nitrogen. Komposisi tanah berbedabeda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Material Tanah terdiri dari butiran mineral-mineral padat (agregat) yang tidak tersementasi satu sama lain, dan atau dari bahan organik yang melapuk, dimana diantara butiran terdapat ruang-ruang kosong yang terisi oleh zat cair dan udara. Disini akan dibahas beberapa tanah bermasalah, sifatnya dan cara penanganannya agar sebuah konstruksi dapat dibangun diatasnya
1. Tanah lempung lunak (soft clay)
Didefinisikan sebagai tanah lempung yang memiliki
- kuat geser undrained, Cu < 0.25 kg/cm2 , atau perkiraan
- nilai SPT, N < 5 blows/ft, atau
- nilai perlawanan konus qc < 15 kg/cm
Permasalahan
- Muka air banjir relatif tinggi
- Daya dukung sangat rendah
- Kompresibilitas tinggi
- Konsolidasi terjadi dalam waktu lama
Teknik Perbaikan Tanah
- Prakonsolidasi
- Penggunaan Vertical drain (Sand drain atau PVD)
- Geosintetis
- Pondasi tiang
- Muka air tanah tinggi
- Daya dukung sangat rendah
- Kompresibilitas tinggi
- Konsolidasi sekunder berlangsung sangat lama
- Proses dekomposisis berlangsung lama
- Kestabilan dalam arah lateral
- Overall sliding
- Tentukan jenis tanah berdasarkan serat
- Tentukan metode prediksi pemampatan di lapangan
- Tentukan metode stabilisasi
- Penggunaan Material ringan
- Timbunan dengan perkuatan geotekstil
- Preloading
- Preloading + geotekstil
- Sand drain (Bukan PVD)
- Pemasangan cerucuk, dolken, minipile
- Retak padalantai dandinding basement bangunan
- Retak memanjangpadaperkerasanjalan
- Stabilitas dalamarah lateral
- Kembangsusutterjadi terus menerus
- Penggantiantanah atau rigid pavement untuk jalan
- Lantai bangunandipisahkandari tanahpondasi(plat wafel)
- Hindarkanpengaruhair
- Pondasitiang
- Stabilisasi Kimia (kapur, semen, fly ash, ASP, dll)
- Modulus geser (G),
- damping (redaman, J),
- porositas (n),
- karakteristik butiran, dan
- kepadatan relatif (Dr).
- Riwayat pembentukan tanah,
- riwayat geologis,
- koef tekanan tanah lateral (Ko),
- confining stress (so)
- Intensitas getaran, lama getaran, besar dan arah getaran Meningkatan kerapatan (densifikasi)
- Perbaikan dengan cara kimiawi (Solidifikasi)
- Menurunkan derajat kejenuhan dengan dewatering
- Dissipasi tekanan air pori dengan drainase
- Kontrol deformasi (memasang dinding diafragma)
- Memperkuat pondasi
- Penggunaan flexible joint dalam struktur untuk mengurangi bahaya likuifaksi
- Penggunaan geogrid untuk memperkuat pondasi
- Penggunaan sheet-pile untuk embankment (timbunan)
- Sebagian besar partikel lolos saringan no 200 • Kerapatan kering di lapangan antara 1 – 1,65 t/m3
- Kerapatan kering pada kondisi optimum 1,55 – 1,75 t/m3
- Batas Atterberg LL 25 – 55%; PL 15 – 30%
- Kadar air optimum 12 – 20%
- Angka pori 0,67 – 1,50
- Penurunan yang besar (excessive settlement)
- Penurunan yang berbeda (differentian settlement)
- Penurunan terjadi secara tiba-tiba
- Pengamatan yang teliti pada kondisi tanah
- Memampatkan atau menjenuhkan tanah sebelum kegiatan konstruksi
- Hindarkan pengaruh air
- Pondasi tiang
- Stabilisasi Kimia (kapur, semen, fly ash, ASP, dll)
Posting Komentar untuk "Jenis Jenis Tanah Bermasalah"